Setiap pribadi
pasti memiliki impiannya sendiri begitupun juga saya. Saat saya masih kanak-kanak
saya memiliki cita-cita yaitu menjadi seorang Dokter, saya sangat mengagumi
profesi tersebut karena adanya keinginan untuk membantu orang banyak dalam
kesakitannya. Selain keinginan itu saya juga memiliki tante seorang Dokter
hebat yang mampu memotivasi saya.
Seiring berjalannya
waktu impian itu pun masih melekat pada diri saya, saya melakukan semua usaha
untuk mewujudkan impian itu dengan giat. Namun saat SMA tiba dan saya memulai
untuk masuk ke jenjang pendidikan lebih tinggi sehingga saya di tempatkan pada
pilihan yang sulit antara jurusan IPA dan IPS namun disana lah impian saya
gugur. Pada saat penentuan test akhir penjurusan nilai saya tidak mencukupi
untuk masuk pada jurusan IPA dikarenakan saat test nilai saya kurang dalam mata
pelajaran fisika yaitu mata pelajaran yang saya anggap sulit dibidang IPA. Saat
mendengar kabar itu saya menangis dan tidak bisa menerimanya, kedua orang tua
dan kakak saya lah yang bisa menenangkan semuanya, sehingga saya mampu bangkit.
Sejak itulah
saya mulai melupakan semua impian saya menjadi seorang dokter hebat, karena
saya mulai memiliki impian baru yaitu menjadi Psikolog hebat yang mampu
menangani setiap masalah yang ada pada orang sekitar dan saat membutuhkan
solusi yang tepat untuk masalahnya. Disananlah saya memulai setiap pembelajaran
dengan rajin dan giat dalam setiap mata pelajaran SMA, saya sangat menyukai
mata pelajaran sosiologi.
Tibalah saya
pada penghujung masa SMA dimana adanya pilihan untuk masuk ke Universitas
impian, namun impian saya kembali gagal untuk masuk kedalam Universitas impian
saya. Disana saya mulai menerima apapun yang terjadi pada diri saya dan merelakan
apa yang bukan menjadi rejeki saya. Hingga pada akhirnya saya mendapat beasiswa
dari Universitas Swasta berbeda yaitu Universitas Gunadarma, Universitas
Atmajaya dan Universitas Pancasila. Pada ke tiga Universitas tersebut saya di
terima dalam jurusan yang berbeda, sehingga saya kembali dihadapkan dalam
pilihan yang sulit dan membutuhkan solusi terbaik dari orang terdekat. Setelah memerlukan
banyak pertimbangan keras akhirnya saya memantapkan diri saya untuk menerima
beasiswa Universitas Gunadarma dengan jurusan Psikologi yang sudah saya impikan
sejak lama.
Walaupun pada
awalnya ayah saya kurang setuju saat saya memilih jurusan Psikologi ini disitu saya
sangat kecewa dan benar-benar berkecil hati, namun saya mampu meyakinkan ayah
saya dengan banyak inspirasi yang saya dapatkan melalui internet tentang
banyaknya lowongan pekerjaan yang dapat diterima oleh jurusan Psikologi sampai
mampunya membuat lowongan pekerjaan baru bagi banyak orang dan saya juga
meyakinkan ayah saya bahwa saya mampu menjadi orang hebat disuatu hari nanti,
pada saat itulah ayah saya setuju ketika saya memantapkan pilihan saya pada jurusan
Psikologi.
Banyak alasan
yang saya pertimbangkan saat saya memilih jurusan Psikologi untuk menjadi
prioritas saya di masa depan kelak. Alasan utamanya yaitu saya mampu mengenali
keragaman sifat yang dimiliki banyak orang karena di Psikologi tersebut
mempelajari tentang jiwa manusia sehingga mampu menerapi kedalam diri sendiri dan
menjadikan diri berguna
bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Alasan yang
kedua yaitu pada jurusan Psikologi memiliki peluang / prospek kerja yang baik
dimasa depan. Cukup 2 alasan yang saya utarakan karena masih banyak alasan
lainnya.
Dalam impian ini saya
akan terus berusaha dan terus berjuang semampu saya supaya menjadi orang besar
dihari nanti dan bisa mewujudkan impian saya dan kedua orang tua saya menjadi
Psikolog hebat dimasa depan kelak. AamiinJ